Peta Jalur Penyebaran Hindu-Buddha di Indonesia
Sekitar abad ke-2 sampai 5 Masehi,
diperkirakan telah masuk agama dan kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia. Agama dan budaya
Hindu-Buddha dibawa ke Indonesia oleh para pedagang dan pendeta dari India atau
Cina, melalui dua jalur yaitu:
1. Jalur Laut
India → Myanmar → Thailand → Semenanjung Malaya → Nusantara.
2. Jalur Darat
India utara → Bangladesh → Myanmar → Thailand → Semenanjung Malaya → Indonesia
Untuk siapa
yang membawa ajaran Agama Hindu pertama kali ke Indoneisa masih belum jelas. Namun,
kita mengenal beberapa teori yang menunjukan kedatangan dan persebaran Agama
Hindu di Indonesia.
Menurut
para ahli sejarah, cara masuk dan proses penyebaran agama Hindu-Budha di
Indonesia terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Masyarakat
Nusantara berperan pasif
Maksudnya adalah masyarakat Nusantara mempelajari agama Hindu dan Buddha
melalui masyarakat India dan China yang datang ke Nusantara. Diantara teori ini
adalah:
a)
Teori
Brahmana
Teori ini dikemukakan
oleh Van
Leur. Ia mengemukakan bahwa
para kaum Brahmana diundang datang ke
Nusantara karena ketertarikan raja-raja nusantara akan ajaran Hindu-Buddha.
Sehingga raja-raja tersebut mendatangkan para kaum Brahmana untuk mengajarkan
agama kepada raja dan rakyatnya. Pendapat ini dikuatkan karena hanya kaum Brahmana yang
dapat mempelajari Weda, karena banyak ditemukan bahasa sansekerta di Indonesia.
Namun, teori ini belum begitu kuat, karena kaum Brahmana memiliki larangan menyebrangi laut.
b)
Teori
Ksatriya
Teori ini di kemukakan
oleh C.C. Berg, Mookerij, J.C. Moens, Pada jaman masuknya Hindu-Buddha ke
Nusantara, di daratan India dan China sedang berlangsung perang saudara. Raja-raja yang kalah peperangan
melarikan diri ke Nusantara
untuk berlindung. Lambat laun mereka mendirikan kerajaan di Nusantara dengan corak-corak yang
berhubungan dengan agama Hindu atau Buddha yang sebelumnya mereka anut.[1]
c) Teori Waisya
Dr. N.J. Krom (ahli Belanda), dalam bukunya yang
berjudul Hindu Javanesche Geschiedenis
menyebutkan bahwa masuknya pengaruh Hindu ke Indonesia adalah melalui
penyusupan dengan jalan damai yang dilakukan oleh golongan pedagang (Waisya)
India. Karena perdagangan jaman dahulu menggunakan jalur laut dan bergantung pada angin, ketika para
pedagang ini menetap di Nusantara, mereka memperkenalkan agama dan
kepercayaannya kepada masyarakat.[2]
2. Masyarakat
Nusantara berperan aktif
Masyarakat Nusantara belajar
langsung ke India dan China untuk mempelajari agama tersebut, kemudian setelah lulus mereka kembali ke Nusantara menyebarkan agama yang ada disana. Diantara teori
ini yaitu:
a)
Teori Sudra
Teori ini dikemukakan oleh Van Faber,
ia mengatakan bahwa para budak dari India dan China datang ke Nusantara dibawa oleh pemiliknya untuk mencari
kehidupan yang lebih baik. Pada saat mereka menetap di Nusantara, terjadi asimilasi dan akulturasi dengan penduduk setempat. Hal tersebut membawa
perubahan pada penduduk yang awalnya memeluk Animisme dan Dinamisme,
berganti memeluk agama Hindu atau Buddha.
b)
Teori
Arus Balik
F.D.K. Bosch mengemukakan bahwa penyebaran Hindu dan Buddha di Indonesia dilakukan oleh cendekiawan atau golongan terdidik dari penduduk Nusantara itu sendiri, mereka berguru ke India, dan ketika kembali ke Nusantara, mereka mulai menyebarkan agama yang mereka pelajari disana sebagai pemuka agama dan pendeta [3].
F.D.K. Bosch mengemukakan bahwa penyebaran Hindu dan Buddha di Indonesia dilakukan oleh cendekiawan atau golongan terdidik dari penduduk Nusantara itu sendiri, mereka berguru ke India, dan ketika kembali ke Nusantara, mereka mulai menyebarkan agama yang mereka pelajari disana sebagai pemuka agama dan pendeta [3].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar